Rabu, 09 November 2011

Strategi Belajar Mengajar (Semester III )


1. Macam-macam metode dalam pembelajaran:
a. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving).
b. Cooperative Script.
c. Picture and Picture.
d. Numbered Heads Together.
e. Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation).
f. Model Examples Non Examples.
g. Metode Active Learning dan Moving Class

2.      Pengertian-pengertian dari macam metode pembelajaran
a. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
         Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.

b. Cooperative Script
         krip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.

c. Picture and Picture
         Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.

d. Numbered Heads Together
         Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor dan dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
e. Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
         Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.

f. Model Examples Non Examples
         Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan.

g.  Metode Active Learning dan Moving Class
         Metode Active Learning dan Moving Class adalah metode belajar dimana siswa diberi topik oleh guru agar siswa dapat mempelajari topik yang akan diberikan, agar supaya pada saat guru menjelaskan siswa sudah paham.

3.      Alasan Penggunaanya:

a)  Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Alasan penggunaanya yaitu, melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan, berpikir dan bertindak kreatif, memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
b)   Cooperative Script
Alasan penggunaanya yaitu agar melatih siswa lebih berani mengungkapkan pendapatnya, serta mempertahankannya, jika tidak ada penyelesaian siswa dapat bertanya langsung pada guru. Biasanya siswa akan lebih berani menyatakan pendapatnya jika sedang berdiskusi dengan temannya.
c)  Picture and Picture
Alasan penggunaanya yaitu agar siswa mempunyai gambaran tentang pembelajaran pada waktu itu, kaena disertai dengan gambar-gambar yang relevan.

d) Numbered Heads Together
Alasan penggunaanya yaitu memicu siswa agar selalu siap untuk dipanggil pada saat menyerahkan atau mempersentasikan tugas. Karena kalau tidak diacak, kelompok yang mendapat nomor urut belakangan akan mengerjakan atau menyerahkan tugas (yang diperintah oleh guru) tidak tepat dengan waktu yang telah ditentukan.
e) Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Alasan penggunaanya ialah agar siswa dapat menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih.
f) Model Examples Non Examples
Alasan penggunaanya ialah agar siswa tidak bosan dengan sistem pembelajaran yang dianggap monoton atau  sama, sehingga kebanyakan ketika guru menjelaskan murid tidak mendengarkan, untuk itu berilah sesuatu yang baru, misalnya mengambil contoh kejadian-kejadian atuapun gambar yang berhubungan dengan subtopic yang dibahas pada waktu itu.
g) Metode Active Learning dan Moving Class
Alasan penggunaanya ialah agar anak dapat belajar lebih bervariasi, memberikan anak untuk bereksplorasi dengan percobaan aktivits yang dilakukan.

4.      Tujuan dan Manfaatnya:
a.       Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
1. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
2. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
3. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.

b. Cooperative Script
1. Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
2. Setiap siswa mendapat peran.
3. Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.

c.       Picture and Picture
1.      Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2.       Melatih berpikir logis dan sistematis.

d.      Numbered Heads Together
Setiap siswa menjadi siap semua.
• Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
• Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.

e.  Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills).

f. Model Examples Non Examples
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.

g. Metode Active Learning dan Moving Class
Metode active learning digunakan dengan tujuan agar siswa dapat mempelajari topic secara aktif. Dalam hal ini guru diarahkan menjadi fasilitator. Metode ini akan didukung oleh sistem belajar moving class  yaitu suatu system dimana ruang kelas dibagi menurut sentra-sentra aktivitas yang dapat digunakan oleh siswa bergiliran sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.

5. Langkah-langkah penggunaan dalam setiap metode

a. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Langkah-langkah:
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

b. Cooperative Script
Langkah-langkah:
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
6. Kesimpulan guru.
7. Penutup.

c.  Picture and Picture
Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
3. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
4. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6. Dari alasan atau urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan atau rangkuman.

d. Numbered Heads Together
Langkah-langkah:
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6. Kesimpulan.
e. Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Seleksi topik
Parasiswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.

b. Merencanakan kerjasama
Parasiswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.

c. Implementasi
Parasiswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.

d. Analisis dan sintesis
Parasiswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.

e. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.

f. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.

f. Model Examples Non Examples
Langkah-langkah:
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan atau / menganalisa gambar.
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
6. Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan.

g. Metode Active Learning dan Moving Class
Langkah-langkah:
1. Guru mempersiapkan topik yang akan dibahas.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
3. Guru membagikan wacana atau materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
4. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
5. Membagi ruang kelas menurut sentra-sentra aktivis yang dapat digunakan oleh siswa yang sudah ditentukan.
6. Kesimpulan.

B.
a.  Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Kemungkinan jika metode ini dilakukan ada beberapa kekurangan yaitu pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut dan memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.

b. Cooperative Script
            Kemungkinan jika metode ini dilakukan ada beberapa kekurangan yaitu hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu dan hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).

c. Picture and Picture
Kemungkinan jika metode ini dilakukan ada beberapa kekurangan yaitu memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.

d. Numbered Heads Together
Kemungkinan jika metode ini dilakukan ada beberapa kekurangan yaitu kemungkinan nomor yang dipanggil lagi oleh guru dan tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

e. Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Kemungkinan jika metode ini dilakukan ada beberapa kekurangan yaitu berkenaan dengan seleksi topik, siswa hanya akan memilih anggota kelompok yang dianggapnya mampu, sedangkan yang dianggap kurang mampu terkadang diabaikan, dan dapat merugikan orang lain, sehingga mau tidak mau anak yang kurang mampu terpaksa berkelompok dengan yang kurang mampu lainnya. Agar hal ini tidak terjadi sebaiknya guru yang langsung menentukan kelompok tersebut.

f. Model Examples Non Examples
Kemungkinan jika metode ini dilakukan ada beberapa kekurangan yaitu tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar dan memakan waktu yang lama.

               Jadi, metode yang dapat dipergunakan dalam pembentukan dan pembinaan sikap yaitu Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation), meskipun metode ini sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif, tapi disisi lain metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi, sehingga siswa mengetahui tujuan apa yang akan dicapai dalam pelajaran tersebut. Selain itu, siswa juga berkesempatan untuk memberi pendapat, pernyataan ataupun keinginnya tentang sistem belajar dan mengajar yang diinginkan oleh siswa di dalam kelas, agar dapat berjalan dengan yang diharapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar